PESAN SEORANG IBU KEPADA PUTRINYA
harian_ku
Pesan seorang ibu kepada anak perempuan saat menghadapai pernikahan( sang ibu bernama Umamah binti Al-Harits )
Wahai anak ku sayang seandainya pesan ini tidak perlu di kemukakan karena keutamaan pekerti orang yang akan diberinya, tentu ibu tidak akan memberikan kepadamu. Akan tetapi, pesan ini akan memnjadi peringatan bagi orang yang lalai dan akan memberikan bantuan bagi orang yang berakal
Wahai anakku sayang, sesungguhnya sebentar lagi engkau akan berpisah dari nuansa tempat kelahiran mu dan akan meninggalkan satang di mana engkau di besarkan menuju ke sarang yang belum engkau kenal dan akan hidup bersama dengan teman yang belum engkau kenal benar. Kelak dia kan menjadi penguasa yang terus mengawasi dan memilikimu. Oleh karena itu jadi lah engkau d\sebagai budak perempuannya niscaya diapun akan menjadi budak laki – lakimu.
Ingat lah selalu pekerti berikut ini :
1. Bersikap khusyu’lah engkau kepadanya dengan menerima apa adanya.
2. Tunduk patuhlah engkau kepadanya dengan sebaik-baiknya .
3. Perhatikan pula apa yang biasa di ciumnya, jangan sampai penciumannya mengendus darimu kecuali bau harus yang disukainya
4. Perhatikanlah selalu hal – hal yang biasa dilihat olehnya; jangan sampai matanya meilhat kamu dalam keadaan buruk penampilan.
5. Perhatikanlah selalu watku tidurnya, karena kurangnya tidur akan membangkitkan emosi kemarahan.
6. Perhatikanlah selalu waktu makanya, karena sesungguhnya himpitan rasa lapar akan membakar emosi kemarahan.
7. Jagalah hartanya dan layanilah dia. Adapun pokok permasalahan yang berkaitan dengan harta adalah mengatunya dengan baik.
8. Layanilah pula anak – anaknya dan yang terkaitan dengan anak – anak adalah mendidiknya dengan baik.
9. Jangan sekali – kali engkau mendurhakai perintahnya, karena sesungguhnya jika engkau melanggar perintahnya berarti engkau akan membuat dadanya bergejolak.
10. Jangan sekali – kali engkau membocorkan rahasianya, karena jika engkau membocorkan rahasianya, berarti engkau tidak dapat terhindar dari penghianatannya.
Selanjutnya, janganlah sekali – kali engkau terlihat gembira dihadapannya sedangkan dia dalam keadaan murung dan jangan sampai engkau sedih di hadapannya sedang dia dalam keadaan gembira.
Dikutip dari buku risalah mukminah JANGAN TERPEDAYA
Wahai anakku sayang, sesungguhnya sebentar lagi engkau akan berpisah dari nuansa tempat kelahiran mu dan akan meninggalkan satang di mana engkau di besarkan menuju ke sarang yang belum engkau kenal dan akan hidup bersama dengan teman yang belum engkau kenal benar. Kelak dia kan menjadi penguasa yang terus mengawasi dan memilikimu. Oleh karena itu jadi lah engkau d\sebagai budak perempuannya niscaya diapun akan menjadi budak laki – lakimu.
Ingat lah selalu pekerti berikut ini :
1. Bersikap khusyu’lah engkau kepadanya dengan menerima apa adanya.
2. Tunduk patuhlah engkau kepadanya dengan sebaik-baiknya .
3. Perhatikan pula apa yang biasa di ciumnya, jangan sampai penciumannya mengendus darimu kecuali bau harus yang disukainya
4. Perhatikanlah selalu hal – hal yang biasa dilihat olehnya; jangan sampai matanya meilhat kamu dalam keadaan buruk penampilan.
5. Perhatikanlah selalu watku tidurnya, karena kurangnya tidur akan membangkitkan emosi kemarahan.
6. Perhatikanlah selalu waktu makanya, karena sesungguhnya himpitan rasa lapar akan membakar emosi kemarahan.
7. Jagalah hartanya dan layanilah dia. Adapun pokok permasalahan yang berkaitan dengan harta adalah mengatunya dengan baik.
8. Layanilah pula anak – anaknya dan yang terkaitan dengan anak – anak adalah mendidiknya dengan baik.
9. Jangan sekali – kali engkau mendurhakai perintahnya, karena sesungguhnya jika engkau melanggar perintahnya berarti engkau akan membuat dadanya bergejolak.
10. Jangan sekali – kali engkau membocorkan rahasianya, karena jika engkau membocorkan rahasianya, berarti engkau tidak dapat terhindar dari penghianatannya.
Selanjutnya, janganlah sekali – kali engkau terlihat gembira dihadapannya sedangkan dia dalam keadaan murung dan jangan sampai engkau sedih di hadapannya sedang dia dalam keadaan gembira.
Dikutip dari buku risalah mukminah JANGAN TERPEDAYA
There